Peristiwa itu, saat aku baru-baru saja memasuki bangku kuliah di UAD. Waktu itu aku benar-benar kehilangan semangat, kehilangan energi belajarku, kehilangan semua cita-citaku yang telah lama ku mimpikan, ku gadang-gadang, dan kala itu begitu saja sirna semuanya, meleleh seperti lilin yang terbakar apinya sendiri.Huft
Kadang saat dosen mengajar, aku begitu menyepelekan (fiuh), mata kuliah yang sangat mudah dan sangat tidak menarik pikirku, jadi aku tak pernah mau memperhatikan cingcongan dosen.
Aku merasa sangat kesepian, merasa sendiri disitu, tidak ada teman yang dekat denganku, karena semua teman-temanku tidak ada yang kuliah di kampusku. Aku merasa terabaikan, merasa tidak mendapatkan keadilan di dunia ini, merasa dikucilkan oleh teman-temanku yang dulu (karena aku berpikir tidak ada temanku yang mau menghiburku waktu itu). Buktinya,saat aku merasa sedih seperti waktu itu, teman-temanku yang ngakunya sahabat dan saudara seiman seperjuangan tidak ada yang peduli menanyakan bagaimana kabarku, bagaimana keadaanku, meskipun hanya sekedar lewat sms. Hanya ada 1 sahabatku yang peduli denganku, namun disaat dia peduli, dia juga butuh dipedulikan oleh orang lain, yang ada malah kami saling menumpahkan masing-masing dari emosi kami. Saling berontak, dan protes dengan keadaan, meminta keadilan dari Tuhan. Orang lain disana sedang sibuk dengan kesuksesan mereka masing-masing, sedang menakimati bahagia mereka masing-masing. Itu yang ada dipikiranku waktu itu. Pikiranku serba negatif, serba jelek, semua ku nilai jelek, dan aku serasa ingin lenyap dari dunia waktu itu. (Lebay sithik)
Di kampus terasa membosankan, tidak ada hal yang menarik dari semua yang kulihat. Pulang ke kos lebih tidak menarik lagi. Karena aku harus bertemu dengan ibu dan mbah kostku yang super galak. Pernah teman-teman 1kampusku (Febria, Hety, Anik, dkk) di usir saat bermain di kamarku dengan alasan jam tidur tiba sudah saatnya semuanya pulang (loe kate kite bayii??? -_-). Pernah juga Bu Kost nyamper ke kamarku pagi-pagi gara-gara mereka liat ada motor plat AA-E mejeng di garasi jelek kostku, dan setelah mengadakan penyelidikan ternyata mereka menemukan tersangka penyelundupan manusia ke dalam kamar kost, yaitu aku. Aku tertangkap basah membawa teman menginap tanpa seijin mereka (klo temen cowok wajar kali ya digrebek, lha ini..temenku cewek, dikira aku lesbi apa yah??). Bener-bener aku ingin menghilang dari situasi yang menjengkelkan saat itu.
Waktu berjalan cepat, meski aku tak merasa demikian. Tiba saatnya Ujian Akhir Semester 1 waktu itu. Aku mempersiapkan semuanya dengan sisa-sisa semangatku yang masih ada. Hari pertama lancar, ku lewati mata kuliah Bahasa Indonesia dengan senyum getir, meskipun nilai akhir cuma dapet B (#sopayah). Hari kedua...hmm, ini mata kuliah yang masuk kategori favorit menurutku,Trigonometri.. alhamdulillah aku merasa sukses melewatinya, meskipun pada saat mengerjakan, kepalaku sangat pusing, badanku demam. Mungkin gara-gara sehari sebelumnya aku terlambat makan, dan belajar sampe larut malam dan bangun jam 2 pagi.
Setelah 2 hari melewati ujian, kupikir demam tubuhku hanya masuk angin biasa. Aku minum obat penurun panas berkali-kali, namun temperatur badanku belum turun juga, malah semakin tinggi.Sampai akhirnya, ujian hari berikutnya tiba aku masih belum sembuh, dengan terpaksa aku harus absen mengikuti ujian. Aku bingung harus berbuat apa,selain pusing karena demam, aku juga pusing memikirkan nasibku nanti kalau harus mengikuti ujian susulan, itu pun kalau ada.
Akhirnya, ibu datang ke kost, merawatku supaya aku cepat sembuh dan bisa segera mengikuti ujian. Hatiku sedikit terhibur, setidaknya ada ibu disini, ada yang merawatku, pasti aku akan segera pulih kembali, pikirku waktu itu.
Namun, Allah ternyata punya skenario yang berbeda dengan pikiranku, sampai hampir 1 minggu aku belum sembuh juga, sudah di obati dengan ramuan buatan ibu yang biasa aku pakai saat aku sakit, aku masih belum sembuh juga. Sampai akhirnya, aku di bawa pulang ke rumah, karena kalau di kost, keadaan kurang mendukung, dan ibu juga harus bekerja di rumah. Setidaknya aku bisa dirawat di rumah.
Namun,ternyata sesampainya di rumah, keadaan tetap tidak berubah, dan akhirnya aku harus opname di rumah sakit. Ternyata aku terserang penyakit tipus ringan. Meskipun ringan, tapi semua itu semakin membuatku gelisah, kacau, karena dalam benakku saat itu adalah hanya memikirkan ujian, ujian dan ujian.Ujiankuuuu......
"to be continue... "